Pada dasarnya update aplikasi SiLaBI tersebut sudah sangat bagus dibanding aplikasi SPM asli sebelum ada update tersebut. Tapi masih ada beberapa permasalahan seperti pada gambar-gambar berikut ini:
Masalah pertama adalah ketika kita membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi Bendahara Pengeluaran. Pada menu ini, update versi E malah menghilangkan fungsi perhitungan Kuitansi UP belum di GU, yang pada versi sebelumnya fungsi perhitungan-nya juga salah (sebelumnya kami mencoba sebelum kami update). Sehingga untuk sementara keterangan kuitansi tersebut kami masukkan ada penjelasan selisih.
Bila kita cetak berita acara tersbeut, maka saldo BKU pada penggunaan update versi E ini telah sesuai dengan sesungguhnya, dibanding bila kita belum melakukan update, maka saldo BKU bisa keliru, karena sepertinya pada aplikasi SiLaBI sebelum update, saldo tersebut dihitung dengan menghitung lagi saldo akhir BKU dikurangi saldo awal BKU yang malah bisa menghasilkan angka minus bila saldo akhir lebih besar daripada saldo awal. Bukankah saldo akhir sudah menjadi saldo akhir tanpa harus mengurangi dengan saldo awal lagi? Maka ini salah satu nilai lebih dari update SiLaBI versi E ini.
Hanya saja untuk Kuitansi UP yang belum di GU seperti yang kami tulis di atas, pada update versi E ini malah dihilangkan atau di Rp 0 kan, saran kami bagaimana kalo misal kolom kuitansi UP belum di GU seperti gambar pertama di atas tidak terkunci oleh program yang artinya bisa diinput oleh operator saja?
Tidak sempurnanya fungsi program pembuat Berita acara tersebut sudah barang mesti mempengaruhi hasil LPJ bendahara pengeluaran. Dimana Saldo akhir BKU sudah benar atas update versi E tersebut, tapi masih menyisakan masalah pada kwitansi UP belum di GU-kan.
Selain pada funsgi utama memudahkan laporan bendahara pengeluaran, aplikasi SiLaBI juga diharapkan dapat memudahkan pengerjaan BKU. Untuk pengerjaan BKU pada aplikasi SiLaBi tanpa update ini, seperti pada postingan kami sebelumnya memang perlu beberapa penyesuaian, tapi kabarnya untuk update versi E ini hal tersebut sudah bisa diselesaikan. Kebetulan pada percobaan kali ini kami melakukan pembukuan lengkap mulai awal tahun (tidak cut-off di tengah tahun) sehingga di sini kami hanya akan menunjukkan beberapa yang perlu disempurnakan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja karena untuk BKU dan pembantunya kami rasa sudah cukup sempurna.
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, untuk akun gaji pokok pns, ketika kami lakukan posting sampai bulan Juni, ternyata SPM gaji Januari tidak masuk dalam Buku Pengawas Anggaran Belanja tersebut. Yang ada hanya SPM Pebruari, Maret, April, dan Mei, dan Juni. Dan sepertinya hal tersebut juga terjadi pada akun belanja gaji yang melekat pada belanja gaji pokok.
Bahkan untuk uang makan, karena kasusnya pada bulan pebruari kami mengajukan secara LS bendahara, sementara maret sampai mei secara LS pihak-3, maka yang tercatat pada Buku Pengawasan Anggaran akun belanja uang makan hanya yang bulan pebruari saja, sedangkan maret dan seterusnya tidak tercatat. bahkan untuk akun uang lembur yang kami ajukan SPM-nya bulan april sama sekali tidak tercatat pada buku tersebut.
Semoga aplikasi SiLaBI tersebut segera ada perbaikan lanjutan agar pengerjaan LPJ bendahara akan lebih mudah dan akurat.
Benar pak..saya juga serupa kejadiannya. Malahan saya di kuitansi UP blm di GUkan tidak sesuai dengan pembukuan sy. Smoga sgera ada perbaikannya, berhubung KPPN di tempat sy sudah mewajibkan LPJ bendahara via silabi.. trimakasij..
BalasHapusapakah sama anda menggunakan versi E juga? kalau versi sebelum E memang saldo akhir dan kwitansi belum di GU-kan bermasalah keduanya (disamping permasalahan pembukuan lain) paling tidak untuk format LPJ dan BAR mestinya SiLaBI bila diwajibkan aplikasi sudah sempurna untuk kedua macam laporan tersebut, bukankah keduanya adalah output yang kita kirim ke kppn.
Hapusmau komen perihal tread di atas berdasarkan pengalaman nginput dari Januari-Mei..
BalasHapusupdate terakhir ini udah bagus..
about tread di atas, saya pernah nemuin masalag begitu, "KWITANSI YG BELUM DI GU ga turun", bahkan "salah perhitungan"..
pas udah dapet celahnya...alhamdulilah..semua perhitungan, termasuk di kwitansi yg belum di GU pazzz semua..
solusinya :
1.) karena kita kerja sistem rapelan (Januari-Mei)
2.) untuk yg ngerja'in dari Januari-Mei (rapelan), pola kerja JANGAN begini, dirapel CATAT KWITANSI (RUH KWITANSI) --> dirapel TRANSAKSIKAN (RUH TRANSAKSI) --> dirapel MEM'BERITA ACARA'KAN
3.) terkait point 3, yg BENAR begini, bisa dirapel CATAT KWITANSI --> pas menTRANSAKSIKAN, HARUS PER BULAN --> MEM'BA'KAN pun HARUZZZ TIAP BULAN
hehehe..sekian dulu min...mgkn bisa membantu..lebih kurangnya mohon maaf...sekedar berbagi....
terimakasih atas solusinya? ternyata BA memang harus dibuat sebelum mentransaksikan bulan berikutnya (bila ada kwitansi blm di GU) setelah saya hapus transaksi? BA kini dah benar beserta LPJ
Hapusmau komen perihal tread di atas berdasarkan pengalaman nginput dari Januari-Mei..
BalasHapusupdate terakhir ini udah bagus..
about tread di atas, saya pernah nemuin masalah begitu, "KWITANSI YG BELUM DI GU ga turun", bahkan "salah perhitungan"..
pas udah dapet celahnya...alhamdulilah..semua perhitungan, termasuk di kwitansi yg belum di GU pazzz semua..
solusinya :
1.) karena kita kerja sistem rapelan (Januari-Mei)
2.) untuk yg ngerja'in dari Januari-Mei (rapelan), pola kerja JANGAN begini, dirapel CATAT KWITANSI (RUH KWITANSI) --> dirapel TRANSAKSIKAN (RUH TRANSAKSI) --> dirapel MEM'BERITA ACARA'KAN
3.) terkait point 3, yg BENAR begini, bisa dirapel CATAT KWITANSI --> pas menTRANSAKSIKAN, HARUS PER BULAN --> MEM'BA'KAN pun HARUZZZ TIAP BULAN
hehehe..sekian dulu min...mgkn bisa membantu..lebih kurangnya mohon maaf...sekedar berbagi....